MENGEMBANGKAN
KONSEP BISNIS KOPERASI
1.Pendahuluan
Perkembangan ekonomi dunia saat ini merupakan saling
pengaruh dua arus utama, yaitu teknologiinformasi dan globalisasi. Teknologi
informasi secara langsung maupun tidak langsung kemudianmempercepat
globalisasi. Berkat teknologi informasi, perjalanan ekonomi dunia makin
membentuk”dirinya” yang baru, menjadi Kapitalisme Baru berbasis
Globalisasi.Bagaimana koperasi sendiri? Apakah koperasi memang telah melakukan ”strategic
positioning”sebagai wadah anggotanya ”bekerjasama” untuk kesejahteraan
bersama anggota serta masyarakat,bukannya bekerja ”bersama-sama” untuk
kepentingan masing-masing anggota, atau malah manajerdan atau pengurus
koperasi? Apakah koperasi juga telah sesuai impian para tokoh pahlawan,
menjadisokoguru perekonomian Indonesia?
Banyak sudah program-program prestisius pengembangan
koperasi. Koperasi juga tak kunjung selesaidibicarakan, didiskusikan,
“direkayasa”, diupayakan pemberdayaan dan penguatannya. Pendekatanyang
dilakukan mulai dari akademis,pemberdayaan,regulatif (legislasi dan
perundang-undangan),kebijakan publik ,sosiologis, bahkan sampai pada
pendekatan sinergis-konstruktif (program nasionalJaring Pengaman Nasional, pengentasan kemiskinan, Pembentukan Lembaga Penjaminan,Pembentukan Dekopin dari daerah
sampai nasional).
1.1 Permasalahan
Tetapi ternyata, seluruh ”treatment” tersebut sebenarnya tidak menyelesaikan
beberapa masalahmendasar koperasi. Pertama, seperti diungkapkan Soetrisno
(2002) bahwa ciri utama perkembangankoperasi di Indonesia adalah dengan tiga pola penitipan kepada program, yaitu pembangunansektoral lembaga-lembaga pemerintah dalam koperasi pegawai negeri dan koperasi
fungsionallainnya dan perusahaan negara maupun swasta berbentuk koperasi
karyawan. Tiga pola tersebutmenurut beliau berakibat prakarsa mayarakat kurang
berkembang, kalaupun muncul tidak diberitempat sebagai mana mestinya.Masalah
kedua, Ketika program tersebut gagal, maka koperasi harus memikul beban
kegagalanprogram. Sementara koperasi yang berswadaya praktis tersisihkan
dari perhatian berbagai kalangantermasuk peneliti dan media massa .Masalah ketiga,data perkoperasian Indonesia sampai tahun 2006, dijelaskan Jauhari (2006) didominasi oleh
Koperasi Fungsional, seperti koperasi karyawan,koperasi pegawai dan lainnya
yangdibentuk dalam lingkungan institusi tertentu baik pemerintah maupun swasta.
Biasanya koperasi fungsional merupakan bentuk ekonomi intermediasi untuk
memenuhi kebutuhan anggota, seperti swalayan, klinik, praktik dokter bersama,
dan lain-lain.Koperasi fungsional seperti ini juga memilikisifat subordinas.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.menggali konsep-konsep genuineberekonomi dari
realitas masyarakat Indonesia
2.menempatkan konsep genuine berekonomi sebagai
landasan utama pengembangan bisnis koperasiala Indonesia
3.menunjukkan bukti empiris bahwa ternyata masyarakat Indonesia memang memiliki
keunikantersendiri memahami koperasi; keempat, memberikan masukan
konstruktif bagi pengambil kebijakanperkoperasian dalam pengembangan koperasi
ke depan.
2. KOPERASI INDONESIA: OPERASIONALISASI EKONOMI
RAKYAT
Ekonomi rakyat yang sejatinya dicoba untuk menjadi
pola bebas dari substansi intermediasi dandikotomi privat sphere dan publik
sphere, seperti Koperasi, malah menjadi representasi kooptasiglobalisasi dan
neoliberalisme dan secara tidak sadar mematikan dirinya sendiri secara
perlahan-lahan. Istilah ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi, misalnya
dijelaskan Mubyarto (2002)bukanlah kooptasi dan pengkerdilan usaha mayoritas
rakyat Indonesia, tetapi merupakan kegiatan
produksi dan konsumsi yang dilakukan oleh semua
warga masyarakat dan untuk warga masyarakat,sedangkan pengelolaannya dibawah
pimpinan dan pengawasan anggota masyarakat.
3. CORE COMPETENCIES: JANTUNG ORGANISASI BISNIS
Strategi daya saing pasar masa depan mengharuskan
para manajer puncak suatu organisasi untukmenyesuaikan kompetensi inti
organisasi dan strategi serta kerja sama pengelolaan sumber dayauntuk
keberhasilannya.Mudahnya, kompetensi inti atau core competencies, pertama, dalam
jangka pendek memangmemiliki sesuatu keunggulan yang
dimiliki perusahaan disertai kemampuan produk; kedua, dalamjangka panjang
dikembangkan untuk konsolidasi dengan kesamaan visi-misi organisasi yang
kuat;ketiga, memerlukan kemampuan dan ketangguhan dari para penggiat
organisasinya.
4. METODOLOGI PENELITIAN: BEYOND STRUKTURALISM
Pengembangan bisnis koperasi dalam penelitian ini
menggunakan metodologi Beyond Strukturalism,diadaptasi dari metodologi
Hiperstrukturalisme yang dikembangkan Mulawarman (2006). BeyondStrukturalism
memiliki dua tahapan, pertama, pengembangan metodologi, dan kedua,
penerapannyaberbentuk metode penelitian.Suriasumantri (1985, 328) menjelaskan
bahwa metodologi penelitianadalah “pengetahuan tentang metode” yang
dipergunakan dalam penelitian. Berdasarkan hal tersebutpengembangan metodologi
dalam penelitian ini merupakan proses pendefinisian, penjelasan, dan pembuatan
kerangka umum dari metode yang akan digunakan.
4.1. Tahap Pertama: Rumusan Umum
Metodologi Beyond Structuralism dijalankan dengan cara integrasi strukturalisme dan postrukturalisme.Strukturalisme digunakan,
pertama, untuk mendalami interkoneksi unsur-unsur pembentuk realitas;kedua,
mencari struktur di balik unsur-unsur maupun di balik realitas empiris
pembentuk unsur;ketiga, menemukan binary opposition unsur-unsur realitas; dan
keempat, menggali substansi unsur-unsur realitas secara sinkronis di lapangan pada rentang waktu yang sama (bukandiakronis/perkembangan
antar waktu).
4.2. Tahap Kedua: Bentuk Metode Sebagai Turunan
Metodologi
Metode penelitian menggunakan “ekstensi”
Strukturalisme dan Postrukturalisme. Ekstensimerupakan perluasan keduanya agar
dapat digunakan secara empiris di lapangan. Ekstensi empirismenggunakan
metodologi Constructivist Structuralism( Wainwright 2000) versi Bourdieu (1977;1989).
5. PEMBAHASAN: INTERAKSI REALITAS
SINKRONIS-DIAKRONIS
Penelusuran substansi konsep diri koperasi dilakukan
secara diakronis, sinkronis dan melakukansinergi keduanya. Penelusuran diakronis yaitu melakukan
pendalaman aspek antropologispikiran
ekonomi koperasi dan penerjemahannya di lapangan masa pra
kemerdekaan sampai kemerdekaan (mulai awal proklamas sampai turunnya Hatta
menjadi Wapres). Penelusuran sinkronis
yaitu melakukan pendalaman aspek antropologis beberapa aktivitas bisnis berkoperasi
masyarakat Indonesia. Sinergi diakronis
dan sinkronis dilakukan untuk menemukan
titik temu sekaligus substansi konsep koperasi.
5.1. Penelusuran Diakronis Koperasi Masa Awal
Pertumbuhan koperasi di Indonesia dipelopori oleh R.
Aria Wiriatmadja (1896), mendirikan koperasisimpan pinjam.Selanjutnya Boedi
Oetomo dan Sarekat Islam menganjurkan berdirinya koperasiuntuk keperluan rumah
tangga. Perkembangan perkoperasian Indonesia masa itu menyatu dengankekuatan sosial
politik sehingga menimbulkan kecurigaan Pemerintah Hindia Belanda.Oleh karenanya
Pemerintah Hindia Belanda mengatur dan
cenderung menghalangi atau menghambat perkembangan koperasi. Setelah
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya,
dengan tegas perkoperasian ditulis di dalam UUD 1945. DR. H. Moh Hatta berusaha memasukkan
rumusan perkoperasian di dalam“konstitusi”.
5.3. Sinergi Diakronis-Sinkronis: Menuju Konsep
Pemberdayaan Koperasi
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan koperasi awal
sampai masa kemerdekaan terlihat bahwa
habitus masyarakat Indonesia dalam mengembangkan (practice) koperasi (field)
didasarkan kepentingan pemberdayaan (capital). Memang perkembangan awal
masih bertujuan untuk kepentingan
konsumtif dan kebutuhan modal anggotanya (intermediasi). Hal ini dapat dilihat
darikoperasidi Purwokerto sampai dibentuknya koperasi oleh Boedi Oetomo, SI,
NU, PNI, dan lainnya.Meskipun koperasi intermediasi seperti ini akhirnya tidak
berjalan lama. Tetapi setelah
berjalan sekitar 20 tahun, gerakan koperasi mulai mengarah kepentingan
produktif.
6. Kesimpulan
Konsep kemandirian, kompetensi inti kekeluargaan dan
sinergi produktif-intermediasi-retailmerupakan substansi pengembangan koperasi
sesuai realitas masyarakat Indonesia
yang unik.Meskipun
perkembangannya saat ini banyak tereduksi intervensi kebijakan dan subordinasi
usahabesar. Diperlukan kebijakan, regulasi,supporting movement (bukannyaintervention
movement),dan strategic positioning (bukannya sub-ordinat positioning) berkenaan menumbuhkan kembali
konsep kemandirian, kekeluargaan dan
sinergi produktif-intermediasi-retail
yang komprehensif. Paling penting adalah menyeimbangkan kepentingan pemberdayaan ekononomi koperasi berbasis pada
sinergi produktif-intermediasi-retail sesuai Ekonomi Natural model
Hatta.Sinergi produktif-intermediasi-retail harus dijalankan dalam koridor kompetensi
inti kekeluargaan.Artinya, pengembangan
keunggulan perusahaan berkenaan inovasi teknologi dan produk harus dilandasi pada prinsip kekeluargaan.Individualitas anggota
koperasi diperlukan tetapi,soliditasorganisasi
hanya bisa dijalankan ketika interaksi kekeluargaan dikedepankan.
Daftar Pusaka
Arif, Sritua.1995. Dialektika
Hubungan Ekonomi Indonesia
dan Pemberdayaan Ekonomi
Rakyat. KELOLA. No. 10/IV. hal 29-42.
Bourdieu, Pieree. 1977. Outline of A Theory of
Practice. Cambridge University Press.
Bourdieu, Pierre. 1989. Distinction: A Social
Critique of the Judgement of Taste. Cambridge-MA:Harvard University Press.
Bourdieu, Pierre, Loic JD. Wacquant. 1992. An
Invitation to Reflective Sociology. The University ofChicago Press.
Capra, Fritjof. 2003. The Hidden Connections: A
Science for Sustainable Living. Flamingo.
Dekopin. 2006. Program Aksi Dekopin. Jakarta.
Hamel, G. and Prahalad, C. K. 1989, Strategic
Intent. Harvard Business Rewiew, Vol. 67, No. 3.
Hamel, G. and Prahalad, C. K. 1994. Competing for
the Future. Harvard Business School Press
Hatta, Mohammad. 1947. Penundjuk Bagi Rakjat Dalam
Hal Ekonomi: Teori dan Praktek. PenerbitKebangsaan Pustaka Rakjat. Jakarta.
Ismangil, W. Priono. 2006. Menumbuhkan
Kewirausahaan Koperasi Melalui
Pengembangan Unit
Usaha yang Fleksibel dan Independen. Infokop.
29-XXII. Hal 72-76.
Jauhari, Hasan. 2006. Mewujudkan 70.000 Koperasi
Berkualitas. Infokop. No 28-XXII. Hal.1-9.
Masngudi. 1990. Penelitian tentang Sejarah
Perkembangan Koperasi di Indonesia. Badan PenelitianPengembangan Koperasi.
Departemen Koperasi. Jakarta.
Mubyarto. 2002. Ekonomi Kerakyatan dalam era
globalisasi. Jurnal Ekonomi Rakyat. Tahun I No. 7.September.
Mubyarto. 2003.Dari Ilmu Berkompetisi ke Ilmu
Berkoperasi. Jurnal Ekonomi Rakyat. Th. II. No. 4.Juli.
Mulawarman. 2006. Menyibak Akuntansi Syari’ah.
Penerbit Kreasi Wacana. Yogyakarta.
Mulawarman. 2007. Melampaui Pilihan Keberpihakan:
Pada UMKM atau Ekonomi Rakyat?MakalahSeminar Regional Tinjauan Kritis RUU Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah, oleh Puskopsyah BMTWonosobo, tanggal 28 Agustus
2007.
Nugroho, Heru. 2001. Negara, Pasar dan Keadilan
Sosial. Pustaka Pelajar. Jogjakarta.
Prahalad, CK. And Gary Hamel. 1990. The Core
Competence of the Corporation. Harvard BusinessReview. May-June. pp 1-12.
Ritzer, G. 2003. Teori Sosial Postmodern.
Terjemahan. Kreasi Wacana-Juxtapose. Yogyakarta.
Sarman,
Rohmat. 2007. Ekonomi Kerakyatan:
Introspeksi eksistensi pembangunanekonomi? download internet 23
Agustus.
Shutt, Harry. 2005. Runtuhnya Kapitalisme.
Terjemahan. Teraju. Jakarta.
Soetrisno, Noer. 2002. Koperasi Indonesia: Potret
dan Tantangan. Jurnal Ekonomi Rakyat. Th II No. 5Agustus.
Soetrisno,
Noer. 2003. Pasang
Surut Perkembangan Koperasi
di Dunia dan
Indonesia. JurnalEkonomi Rakyat.
Stiglitz, Joseph E.. 2006. Dekade Keserakahan : Era
90’an dan Awal Mula Petaka Ekonomi Dunia.Terjemahan. Penerbit Marjin Kiri.
Tangerang.
Sularso. 2006. Membangun Koperasi Berkualitas:
Pendekatan Substansial. InfokopNomor 28-XXII.Hal 10-18.
Takwin, Bagus. 2005. Proyek Intelektual Pierre
Bourdieu: Melacak Asal-usul Masyarakat, MelampauiOpisisi Biner dalam Ilmu Sosial. Kata Pengantar dalam (Habitus x Modal) + Field = Praktik:Pengantar Paling Komprehensif kepada Pemikiran Pierre Bourdieu.Terjemahan.
Jalasutra.Jogjakarta.
Tambunan, Tulus. 2007. Prospek Koperasi Pengusaha dan Petani di Indonesia Dalam TekananGlobalisasi dan Liberalisasi Perdagangan Dunia. Hasil Penelitian.Kerjasama Kadin
Indonesiadan Pusat Studi Industri & UKM Universitas Trisakti.
Jakarta.Tjokroaminoto, HOS. 1950. Islam dan Socialism. Bulan Bintang.
Jakarta.Wainwright, Steven P. 2000. For Bourdieu in Realist Social Science.
Cambridge Realist Workshop10th Anniversary Reunion Conference. Cambridge, May.
- http://ajidedim.wordpress.com/2008/02/22/mengembangkan-kompetensi-bisnis-koperasi-kesimpulan-dan-rekomendasi-bagian-kelima/