Rabu, 05 Oktober 2016

Jurnal Ekonomi Koperasi (Resume)

MENGEMBANGKAN KONSEP BISNIS KOPERASI


1.Pendahuluan

Perkembangan ekonomi dunia saat ini merupakan saling pengaruh dua arus utama, yaitu teknologiinformasi dan globalisasi. Teknologi informasi secara langsung maupun tidak langsung kemudianmempercepat globalisasi. Berkat teknologi informasi, perjalanan ekonomi dunia makin membentuk”dirinya” yang baru, menjadi Kapitalisme Baru berbasis Globalisasi.Bagaimana   koperasi  sendiri?  Apakah  koperasi  memang  telah  melakukan ”strategic   positioning”sebagai wadah anggotanya ”bekerjasama” untuk kesejahteraan bersama anggota serta masyarakat,bukannya bekerja ”bersama-sama” untuk kepentingan masing-masing anggota, atau malah manajerdan atau pengurus koperasi? Apakah koperasi juga telah sesuai impian para tokoh pahlawan, menjadisokoguru perekonomian Indonesia?
Banyak sudah program-program prestisius pengembangan koperasi. Koperasi juga tak kunjung selesaidibicarakan, didiskusikan, “direkayasa”, diupayakan pemberdayaan dan penguatannya. Pendekatanyang dilakukan mulai dari akademis,pemberdayaan,regulatif (legislasi dan perundang-undangan),kebijakan publik ,sosiologis, bahkan sampai pada pendekatan sinergis-konstruktif (program nasionalJaring  Pengaman Nasional, pengentasan  kemiskinan, Pembentukan   Lembaga   Penjaminan,Pembentukan Dekopin dari daerah sampai nasional).

1.1  Permasalahan

Tetapi ternyata, seluruh ”treatment”  tersebut sebenarnya tidak menyelesaikan beberapa masalahmendasar koperasi. Pertama, seperti diungkapkan Soetrisno (2002) bahwa ciri utama perkembangankoperasi di Indonesia adalah dengan  tiga  pola penitipan kepada program, yaitu   pembangunansektoral lembaga-lembaga pemerintah dalam koperasi pegawai negeri dan koperasi   fungsionallainnya dan perusahaan negara maupun swasta berbentuk koperasi karyawan. Tiga pola tersebutmenurut beliau berakibat prakarsa mayarakat kurang berkembang, kalaupun muncul tidak diberitempat sebagai mana mestinya.Masalah kedua, Ketika program tersebut gagal, maka koperasi harus memikul  beban  kegagalanprogram. Sementara koperasi yang berswadaya praktis tersisihkan dari perhatian berbagai kalangantermasuk peneliti dan media massa .Masalah ketiga,data perkoperasian Indonesia sampai tahun 2006, dijelaskan Jauhari (2006) didominasi oleh Koperasi Fungsional, seperti koperasi karyawan,koperasi pegawai dan lainnya yangdibentuk dalam lingkungan institusi tertentu baik pemerintah maupun swasta. Biasanya koperasi fungsional merupakan bentuk ekonomi intermediasi untuk memenuhi kebutuhan anggota, seperti swalayan, klinik, praktik dokter bersama, dan lain-lain.Koperasi fungsional seperti ini juga memilikisifat subordinas.


1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1.menggali konsep-konsep genuineberekonomi dari realitas masyarakat Indonesia

2.menempatkan konsep genuine berekonomi sebagai landasan utama pengembangan bisnis koperasiala Indonesia

3.menunjukkan bukti empiris bahwa ternyata  masyarakat Indonesia memang  memiliki  keunikantersendiri memahami koperasi; keempat, memberikan masukan konstruktif bagi pengambil kebijakanperkoperasian dalam pengembangan koperasi ke depan.

2. KOPERASI INDONESIA: OPERASIONALISASI EKONOMI RAKYAT

Ekonomi rakyat yang sejatinya dicoba untuk menjadi pola bebas dari substansi intermediasi dandikotomi privat sphere dan publik sphere, seperti Koperasi, malah menjadi representasi kooptasiglobalisasi dan neoliberalisme dan secara tidak sadar mematikan dirinya sendiri secara perlahan-lahan. Istilah ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi, misalnya dijelaskan Mubyarto (2002)bukanlah kooptasi dan pengkerdilan usaha mayoritas rakyat Indonesia, tetapi merupakan kegiatan
produksi dan konsumsi yang dilakukan oleh semua warga masyarakat dan untuk warga masyarakat,sedangkan pengelolaannya dibawah pimpinan dan pengawasan anggota masyarakat.

3. CORE COMPETENCIES: JANTUNG ORGANISASI BISNIS

Strategi daya saing pasar masa depan mengharuskan para manajer puncak suatu organisasi untukmenyesuaikan kompetensi inti organisasi dan strategi serta kerja sama pengelolaan sumber dayauntuk keberhasilannya.Mudahnya, kompetensi  inti atau core competencies, pertama, dalam   jangka pendek memangmemiliki sesuatu keunggulan yang dimiliki perusahaan disertai kemampuan produk; kedua, dalamjangka panjang dikembangkan untuk konsolidasi dengan kesamaan visi-misi organisasi yang kuat;ketiga, memerlukan kemampuan dan ketangguhan dari para penggiat organisasinya.

4. METODOLOGI PENELITIAN: BEYOND STRUKTURALISM

Pengembangan bisnis koperasi dalam penelitian ini menggunakan metodologi Beyond Strukturalism,diadaptasi dari metodologi Hiperstrukturalisme yang dikembangkan Mulawarman (2006). BeyondStrukturalism memiliki dua tahapan, pertama, pengembangan metodologi, dan kedua, penerapannyaberbentuk metode penelitian.Suriasumantri (1985, 328) menjelaskan bahwa metodologi penelitianadalah “pengetahuan tentang metode” yang dipergunakan dalam penelitian. Berdasarkan hal tersebutpengembangan metodologi dalam penelitian ini merupakan proses pendefinisian, penjelasan, dan pembuatan kerangka umum dari metode yang akan digunakan.

4.1. Tahap Pertama: Rumusan Umum

Metodologi Beyond Structuralism dijalankan dengan cara   integrasi strukturalisme dan   postrukturalisme.Strukturalisme digunakan, pertama, untuk mendalami interkoneksi unsur-unsur pembentuk realitas;kedua, mencari struktur di balik unsur-unsur maupun di balik realitas empiris pembentuk unsur;ketiga, menemukan binary opposition unsur-unsur realitas; dan keempat, menggali substansi unsur-unsur realitas secara sinkronis di lapangan pada   rentang waktu yang sama (bukandiakronis/perkembangan antar waktu).

4.2. Tahap Kedua: Bentuk Metode Sebagai Turunan Metodologi

Metode penelitian menggunakan “ekstensi” Strukturalisme dan  Postrukturalisme.   Ekstensimerupakan perluasan keduanya agar dapat digunakan secara empiris di lapangan. Ekstensi empirismenggunakan metodologi Constructivist Structuralism( Wainwright 2000)   versi Bourdieu (1977;1989).

5. PEMBAHASAN: INTERAKSI REALITAS SINKRONIS-DIAKRONIS

Penelusuran substansi konsep diri koperasi dilakukan secara diakronis, sinkronis dan melakukansinergi keduanya. Penelusuran diakronis yaitu melakukan pendalaman aspek antropologispikiran ekonomi  koperasi dan  penerjemahannya di lapangan masa pra kemerdekaan sampai kemerdekaan (mulai awal proklamas sampai turunnya Hatta menjadi Wapres). Penelusuran sinkronis yaitu melakukan pendalaman aspek antropologis beberapa aktivitas bisnis berkoperasi masyarakat Indonesia. Sinergi diakronis dan sinkronis dilakukan untuk menemukan titik temu sekaligus substansi konsep koperasi.

5.1. Penelusuran Diakronis Koperasi Masa Awal

Pertumbuhan koperasi di Indonesia dipelopori oleh R. Aria Wiriatmadja (1896), mendirikan koperasisimpan pinjam.Selanjutnya Boedi Oetomo dan Sarekat Islam menganjurkan berdirinya koperasiuntuk keperluan rumah tangga. Perkembangan perkoperasian Indonesia masa itu menyatu dengankekuatan sosial politik sehingga menimbulkan kecurigaan Pemerintah Hindia Belanda.Oleh karenanya Pemerintah Hindia  Belanda mengatur dan cenderung menghalangi atau menghambat perkembangan koperasi. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, dengan tegas perkoperasian ditulis di dalam UUD 1945. DR. H. Moh Hatta berusaha memasukkan rumusan perkoperasian di dalam“konstitusi”.

5.3. Sinergi Diakronis-Sinkronis: Menuju Konsep Pemberdayaan Koperasi

Dapat disimpulkan bahwa perkembangan koperasi awal sampai masa kemerdekaan   terlihat bahwa habitus masyarakat Indonesia dalam mengembangkan (practice) koperasi (field) didasarkan kepentingan pemberdayaan (capital). Memang perkembangan awal masih   bertujuan untuk kepentingan konsumtif dan kebutuhan modal anggotanya (intermediasi). Hal ini dapat dilihat darikoperasidi Purwokerto sampai dibentuknya koperasi oleh Boedi Oetomo, SI, NU, PNI, dan lainnya.Meskipun koperasi intermediasi seperti ini akhirnya tidak berjalan lama. Tetapi setelah  berjalan sekitar 20 tahun, gerakan koperasi mulai mengarah kepentingan produktif.

6. Kesimpulan

Konsep kemandirian, kompetensi inti kekeluargaan dan sinergi produktif-intermediasi-retailmerupakan substansi pengembangan koperasi sesuai realitas masyarakat Indonesia   yang   unik.Meskipun perkembangannya saat ini banyak tereduksi intervensi kebijakan dan subordinasi usahabesar. Diperlukan kebijakan, regulasi,supporting movement (bukannyaintervention movement),dan strategic positioning (bukannya sub-ordinat   positioning) berkenaan menumbuhkan kembali konsep kemandirian, kekeluargaan dan   sinergi produktif-intermediasi-retail   yang komprehensif. Paling penting adalah menyeimbangkan kepentingan pemberdayaan ekononomi koperasi berbasis pada sinergi produktif-intermediasi-retail sesuai Ekonomi Natural model Hatta.Sinergi produktif-intermediasi-retail harus dijalankan dalam koridor kompetensi inti kekeluargaan.Artinya, pengembangan keunggulan perusahaan berkenaan inovasi teknologi dan produk harus dilandasi pada prinsip kekeluargaan.Individualitas anggota  koperasi diperlukan  tetapi,soliditasorganisasi hanya bisa dijalankan ketika interaksi kekeluargaan dikedepankan.



Daftar Pusaka

Arif, Sritua.1995. Dialektika   Hubungan   Ekonomi   Indonesia   dan   Pemberdayaan   Ekonomi
Rakyat. KELOLA. No. 10/IV. hal 29-42.
Bourdieu, Pieree. 1977. Outline of A Theory of Practice. Cambridge University Press.
Bourdieu, Pierre. 1989. Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste. Cambridge-MA:Harvard University Press.
Bourdieu, Pierre, Loic JD. Wacquant. 1992. An Invitation to Reflective Sociology. The University ofChicago Press.
Capra, Fritjof. 2003. The Hidden Connections: A Science for Sustainable Living. Flamingo.
Dekopin. 2006. Program Aksi Dekopin. Jakarta.
Hamel, G. and Prahalad, C. K. 1989, Strategic Intent. Harvard Business Rewiew, Vol. 67, No. 3.
Hamel, G. and Prahalad, C. K. 1994. Competing for the Future. Harvard Business School Press
Hatta, Mohammad. 1947. Penundjuk Bagi Rakjat Dalam Hal Ekonomi: Teori dan Praktek. PenerbitKebangsaan Pustaka Rakjat. Jakarta.
Ismangil, W. Priono. 2006. Menumbuhkan Kewirausahaan  Koperasi Melalui Pengembangan Unit
Usaha yang Fleksibel dan Independen. Infokop. 29-XXII. Hal 72-76.
Jauhari, Hasan. 2006. Mewujudkan 70.000 Koperasi Berkualitas. Infokop. No 28-XXII. Hal.1-9.
Masngudi. 1990. Penelitian tentang Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia. Badan PenelitianPengembangan Koperasi. Departemen Koperasi. Jakarta.
Mubyarto. 2002. Ekonomi Kerakyatan dalam era globalisasi. Jurnal Ekonomi Rakyat. Tahun I No. 7.September.
Mubyarto. 2003.Dari Ilmu Berkompetisi ke Ilmu Berkoperasi. Jurnal Ekonomi Rakyat. Th. II. No. 4.Juli.
Mulawarman. 2006. Menyibak Akuntansi Syari’ah. Penerbit Kreasi Wacana. Yogyakarta.
Mulawarman. 2007. Melampaui Pilihan Keberpihakan: Pada UMKM atau Ekonomi Rakyat?MakalahSeminar Regional Tinjauan Kritis RUU Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, oleh Puskopsyah BMTWonosobo, tanggal 28 Agustus 2007.
Nugroho, Heru. 2001. Negara, Pasar dan Keadilan Sosial. Pustaka Pelajar. Jogjakarta.
Prahalad, CK. And Gary Hamel. 1990. The Core Competence of the Corporation. Harvard BusinessReview. May-June. pp 1-12.
Ritzer, G. 2003. Teori Sosial Postmodern. Terjemahan. Kreasi Wacana-Juxtapose. Yogyakarta.
Sarman,   Rohmat.   2007. Ekonomi   Kerakyatan:   Introspeksi   eksistensi   pembangunanekonomi? download internet 23 Agustus.
Shutt, Harry. 2005. Runtuhnya Kapitalisme. Terjemahan. Teraju. Jakarta.
Soetrisno, Noer. 2002. Koperasi Indonesia: Potret dan Tantangan. Jurnal Ekonomi Rakyat. Th II No. 5Agustus.
Soetrisno,   Noer.   2003.   Pasang   Surut   Perkembangan   Koperasi   di   Dunia   dan   Indonesia.   JurnalEkonomi Rakyat.
Stiglitz, Joseph E.. 2006. Dekade Keserakahan : Era 90’an dan Awal Mula Petaka Ekonomi Dunia.Terjemahan. Penerbit Marjin Kiri. Tangerang.
Sularso. 2006. Membangun Koperasi Berkualitas: Pendekatan Substansial. InfokopNomor 28-XXII.Hal 10-18.
Takwin, Bagus. 2005. Proyek Intelektual Pierre Bourdieu: Melacak Asal-usul Masyarakat, MelampauiOpisisi Biner dalam Ilmu Sosial. Kata Pengantar   dalam (Habitus x Modal) + Field = Praktik:Pengantar Paling Komprehensif kepada Pemikiran Pierre Bourdieu.Terjemahan.   Jalasutra.Jogjakarta.
Tambunan, Tulus. 2007. Prospek Koperasi Pengusaha dan Petani di Indonesia Dalam   TekananGlobalisasi dan Liberalisasi Perdagangan Dunia. Hasil Penelitian.Kerjasama Kadin   Indonesiadan Pusat Studi Industri & UKM Universitas Trisakti. Jakarta.Tjokroaminoto, HOS. 1950. Islam dan Socialism. Bulan Bintang. Jakarta.Wainwright, Steven P. 2000. For Bourdieu in Realist Social Science. Cambridge Realist Workshop10th Anniversary Reunion Conference. Cambridge, May.



              -  http://ajidedim.wordpress.com/2008/02/22/mengembangkan-kompetensi-bisnis-koperasi-kesimpulan-dan-rekomendasi-bagian-kelima/